Akibat Pergerakan Tanah, 7 Rumah di Sukabumi Rusak Parah
- 3 tahun yang lalu
SUKABUMI, KOMPAS.TV - Sebanyak 7 rumah warga di Kampung Lingga Resmi, Desa Bantar Gadung, Kecamatan Bantar Gadung, Kabupaten sukabumi, mengalami rusak akibat pergerakan tanah yang melanda wilayah tersebut.
Berdasarkan informasi dari desa, kejadian pergerakan tanah terjadi pada hari minggu malam, berawal saat wilayah tersebut dilanda hujan deras selama dua malam.
Saat kejadian warga merasakan getaran tanah dan rumah bergoyang, sontak warga panik dan berhamburan keluar. Selang beberapa waktu, sebanyak 7 rumah warga dari 21 jiwa rusak akibat pergeseran tanah tersebut.
Kerusakan terjadi di bagian lantai dan dinding rumah yang belah dan retak dengan kedalaman sekitar 3 meter. Beberapa pondasi rumah penahan bangunan pun ikut jebol akibat pergerakan tanah. Saat ini warga masih bertahan di rumahnya masing-masing.
Sementara itu berdasarkan informasi dari kepala desa setempat, bahwa pergerakan tanah di wilayah tersebut tidak terjadi kali ini saja, melainkan pada tahun 2014 lalu pun sempat terjadi, namun tidak separah saat ini. Menurutnya kontur tanah di wilayah tersebut labil, sehingga tidak layak untuk di bangun rumah permanen.
Untuk lebih tahu berita terup date seputarJawa Barat, bisa klink link di bawah .
IG: https://www.instagram.com/kompastvjabar/
Youtube: https://www.youtube.com/c/kompastvjaw...
Twitter: https://www.twitter.com/kompastv_jabar/
Facebook: https://www.Facebook.com/kompastvjabar/
Berdasarkan informasi dari desa, kejadian pergerakan tanah terjadi pada hari minggu malam, berawal saat wilayah tersebut dilanda hujan deras selama dua malam.
Saat kejadian warga merasakan getaran tanah dan rumah bergoyang, sontak warga panik dan berhamburan keluar. Selang beberapa waktu, sebanyak 7 rumah warga dari 21 jiwa rusak akibat pergeseran tanah tersebut.
Kerusakan terjadi di bagian lantai dan dinding rumah yang belah dan retak dengan kedalaman sekitar 3 meter. Beberapa pondasi rumah penahan bangunan pun ikut jebol akibat pergerakan tanah. Saat ini warga masih bertahan di rumahnya masing-masing.
Sementara itu berdasarkan informasi dari kepala desa setempat, bahwa pergerakan tanah di wilayah tersebut tidak terjadi kali ini saja, melainkan pada tahun 2014 lalu pun sempat terjadi, namun tidak separah saat ini. Menurutnya kontur tanah di wilayah tersebut labil, sehingga tidak layak untuk di bangun rumah permanen.
Untuk lebih tahu berita terup date seputarJawa Barat, bisa klink link di bawah .
IG: https://www.instagram.com/kompastvjabar/
Youtube: https://www.youtube.com/c/kompastvjaw...
Twitter: https://www.twitter.com/kompastv_jabar/
Facebook: https://www.Facebook.com/kompastvjabar/