Pemesanan Topeng Barongsai Menurun di Tengah Pandemi
  • 3 tahun yang lalu
Jelang perayaan tahun baru imlek, pernak pernik untuk memeriahkannya pun banyak diburu oleh masyarakat salah satunya barongsai. Seperti di Surabaya, perajin barongsai untuk anak-anak yang terbuat dari kertas bekas juga kebanjiran pesanan.



Dwi Setiawan atau yang akrab di sapa Wawan yang sejak satu bulan lalu sibuk membuat barongsai yang terbuat dari kertas bekas. Sejak tahun 2006 ia dikenal sebagai perajin reog, namun di bulan perayaan tertentu ia bisa mengerjakan berbagai kerajinan salah satunya barongsai untuk anak-anak.

 

Ia memproduksi berbagai jenis dan ukuran topeng barongsai yang bisa di pakai mulai dari anak usia TK hingga SMA. Setiap harinya Wawan bisa memproduksi sekitar 15 hingga 20 barongsai tergantung cerah tidaknya cuaca.



Proses pembuatannya pun cukup mudah dengan cetakan topeng dari semen yang sudah jadi kertas bekas ia tempelkan dengan lem, lalu dijemur hingga kering. Setelah itu barulah topeng di cat dengan warna cerah dan dikreasikan dengan tambahan gambar dan ornamen seperti mata yang bisa berkedip hingga mulut topeng yang bergerak-gerak.



Wawan mengaku di masa pandemi ini, pemesanan barongsai cukup turun. Jika tahun-tahun sebelumnya dalam sebulan ia bisa memproduksi 200 barongsai, namun tahun ini hanya sekitar 75 hingga 100 barongsai saja.

 

Tidak hanya melayani pasar surabaya dan jawa timur saja. Barongsai buatan Wawan juga dibeli oleh pemesan dari kalimantan hingga papua. Harga yang dibanderol pun beragam mulai dari 50 hingga 350 ribu rupiah tergantung besar kecil dan tingkat kerumitan pembuatan. Metro TV/Fatma Ayu
Pemesanan Topeng Barongsai Menurun di Tengah Pandemi