2 Pria Tipu Pelamar Akpol, Korban Dimintai Uang Hingga 1.35 Miliar Rupiah
- 4 tahun yang lalu
BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Kepada awak media, Kabid Humas Polda Kalimantan Selatan, Kombes M. Rifai menunjukkan foto dari kedua pelaku yang menipu pelamar akpol hingga lebih dari 1 miliar rupiah, kamis (13/8/2020).
Seorang pelaku berinisial I-L, ternyata adalah seorang tersangka yang kasusnya kini ditangani dan ditahan di Polda Banten .
Sementara satu pelaku lain yang I-Q kini ditahan dan diperiksa di polda kalsel.
Korban penipuan kedua pria tersebut adalah seorang anggota Polisi Polres Banjarbaru yang berniat memasukkan anaknya ke akademi Kepolisian (akpol).
Pelaku yang mengaku kenal dengan pejabat di Mabes Polri berjanji dapat meloloskan anak korban untuk masuk akpol namun meminta sejumlah uang secara bertahap.
Tak tanggung pelaku meminta uang dalam jumlah sangat besar secara bertahap yakni 1 milyar rupiah, 200 juta dan 150 juta rupiah atau total seluruhnya mencapai 1.35 Miliar rupiah.
"Kedua pelaku dari hasill lidik Direktorat Kriminal Umum Polda Kalsel sudah mengamankan dua pelaku tersebut", terang Kombes M. Rifai.
Kedua pelaku ditangkap di jakarta dan kini terancam pidana 4 tahun penjara.
Seorang pelaku berinisial I-L, ternyata adalah seorang tersangka yang kasusnya kini ditangani dan ditahan di Polda Banten .
Sementara satu pelaku lain yang I-Q kini ditahan dan diperiksa di polda kalsel.
Korban penipuan kedua pria tersebut adalah seorang anggota Polisi Polres Banjarbaru yang berniat memasukkan anaknya ke akademi Kepolisian (akpol).
Pelaku yang mengaku kenal dengan pejabat di Mabes Polri berjanji dapat meloloskan anak korban untuk masuk akpol namun meminta sejumlah uang secara bertahap.
Tak tanggung pelaku meminta uang dalam jumlah sangat besar secara bertahap yakni 1 milyar rupiah, 200 juta dan 150 juta rupiah atau total seluruhnya mencapai 1.35 Miliar rupiah.
"Kedua pelaku dari hasill lidik Direktorat Kriminal Umum Polda Kalsel sudah mengamankan dua pelaku tersebut", terang Kombes M. Rifai.
Kedua pelaku ditangkap di jakarta dan kini terancam pidana 4 tahun penjara.