Give Away Bagi Pelaku Usaha Mikro, Bantuan Rp 2,4 Juta
- 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah kembali memberikan "Give Away" bagi para pedagang kecil. Rencananya 12 juta pelaku usaha skala mikro, akan mendapatkan bantuan produktif senilai 2,4 juta rupoah.
Pemerintah kian royal membelanjakan anggaran pemulihan ekonomi nasional.
Kini giliran pelaku usaha mikro akan menerima uang senilai 2,4 juta rupiah. Bantuan secara cuma-cuma, akan langsung ditransfer, agar usaha mereka produktif kembali, kala pandemi.
Sebelumnya, bantuan serupa pernah diberikan oleh Presiden Joko Widodo, kepada para pedagang kecil, seperti penjual sembako dan pedagang kaki lima.
Presiden mewanti-wanti bantuan modal kerja, tidak disalahgunakan .
Pemerintah tengah memverifikasi data penerima yang didapatkan dari lembaga pemerintah serta BUMN. Targetnya, bantuan akan diberikan kepada 12 juta usaha mikro.
Selain itu, Dibanding usaha kuliner, usaha konveksi terbilang masih terseok sejak pandemi melanda.
Hans contohnya, mengaku meski pandemi sudah berlangsung selama empat bulan dan pelonggaran PSBB diterapkan, tapi dampak pada penghasilan usahanya belum terasa.
Pembelian tetap menurun bahkan lebih dari 50 persen, meski teknologi dimanfaatkan sebagai alternatif ladang penjualan.
Tidak jauh berbeda, Gamal, pemilik salah satu toko pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta, juga merasakan yang sama.
Pemerintah kian royal membelanjakan anggaran pemulihan ekonomi nasional.
Kini giliran pelaku usaha mikro akan menerima uang senilai 2,4 juta rupiah. Bantuan secara cuma-cuma, akan langsung ditransfer, agar usaha mereka produktif kembali, kala pandemi.
Sebelumnya, bantuan serupa pernah diberikan oleh Presiden Joko Widodo, kepada para pedagang kecil, seperti penjual sembako dan pedagang kaki lima.
Presiden mewanti-wanti bantuan modal kerja, tidak disalahgunakan .
Pemerintah tengah memverifikasi data penerima yang didapatkan dari lembaga pemerintah serta BUMN. Targetnya, bantuan akan diberikan kepada 12 juta usaha mikro.
Selain itu, Dibanding usaha kuliner, usaha konveksi terbilang masih terseok sejak pandemi melanda.
Hans contohnya, mengaku meski pandemi sudah berlangsung selama empat bulan dan pelonggaran PSBB diterapkan, tapi dampak pada penghasilan usahanya belum terasa.
Pembelian tetap menurun bahkan lebih dari 50 persen, meski teknologi dimanfaatkan sebagai alternatif ladang penjualan.
Tidak jauh berbeda, Gamal, pemilik salah satu toko pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta, juga merasakan yang sama.