Ngeri! Awan Ini Mirip Tsunami

  • 4 tahun yang lalu
SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena alam tak biasa muncul di langit kota Meulaboh, Aceh Barat, pagi tadi Senin (10/8). Awan pekat tampak bergumpal, menyerupai ombak raksasa bak tsunami yang akan menghantam semua yang ada di darat.
.
Tak sedikit pula orang yang mengaitkan fenomena ini sebagai tanda akan terjadinya bencana seperti gempa, tsunami, dan badai. Menanggapi hal tersebut, Kepala Sub Bidang Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Agie Wulanda Putra menegaskan, bahwa fenomena yang sering disebut awan tsunami ini tidak ada kaitannya dengan bencana.
.
Awan tsunami memang masuk dalam kategori fenomena langka. Secara ilmiah, awan ini terbentuk dari kombinasi awan-awan pembentuk hujan. “Awan tsunami merupakan dua fenomena kombinasi antara cumulonimbus dan roll cloud atau jenis awan lain yang terlihat seperti gelombang,” kata Agie saat dihubungi kumparan, Senin (10/8).
.
Agie mengatakan, dua kombinasi awan ini sangat jarang terjadi. Penyebab munculnya awan roll cloud sendiri tak lain karena terjadi perbedaan suhu dan kelembaban yang cukup signifikan di dekat permukaan.
.
Kemunculan roll cloud ini memang relatif unik dan jarang terjadi. Kendati dalam konteks cumulonimbus, awan ini bisa terjadi di manapun, tergantung pada kondisi di wilayah tersebut. Karakteristik daerah yang berpotensi muncul awan cumulonimbus biasanya karena adanya interaksi antara pesisir dan pegunungan.
.
Wilayah yang dekat pesisir dan tak jauh dari daerah pegunungan berpotensi memunculkan awan cumulonimbus yang lebih tinggi. Seperti Aceh dan Makassar yang memiliki banyak area perbukitan. Keberadaan awan cumulonimbus bisa juga dikaitkan dengan karakteristik topografi suatu daerah.
.
Namun yang pasti, kata Agie, awan tsunami tidak akan memicu gempa atau tsunami asli, tapi memang berpotensi menimbulkan hujan lebat dan angin kencang. Kendati bentuknya menyeramkan, awan ini tidak berbahaya kecuali bagi pesawat yang melewatinya.
.
Sumber : kumparan.com
Sumber Video : twitter/@SamsMv12 | twitter/@RadioElshinta

Dianjurkan