Rantai Keluarga Miskin, Kemiskinan Picu Ketimpangan Pendapat

  • 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kemiskinan menyisakan persoalan ketimpangan. Sebuah penelitian mengungkap bahwa, di Indonesia, anak yang tumbuh di keluarga miskin, cenderung memiliki pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan orang dari keluarga tak miskin.

Belenggu kemiskinan belum betul-betul dapat dilepaskan. 9,2-2 persen rakyat kita, ada dalam kategori penduduk miskin.

tidak menutup kemungkinan, kondisi ini dapat memperlebar jurang ketimpangan sosial.

Lembaga penelitian smeru mengungkapkan bahwa, di Indonesia, anak yang tumbuh di keluarga miskin, cenderung akan memiliki kesenjangan pendapatan dengan orang dari keluarga tak miskin.

Kesimpulan didapatkan dari penelitian terhadap seribu 522 anak, yang terbagi dari kategori anak-anak yang hidup dalam keluarga miskin dan tidak miskin.

kondisi mereka dibandingkan antara sebelum dan sesudah bekerja saat dewasa.

Hasilnya, pendapatan per jam, anak dari keluarga miskin, 87 persen lebih rendah dari keluarga tidak miskin.

Hal ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk lama sekolah dan skor matematika mereka saat belia.

Kondisi lingkungan rumah tangga seperti listrik dan sanitasi, juga masuk dalam variabel.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah memastikan program-program pengentasan kemiskinan, tepat sasaran dan tepat guna.

Pemerintah sendiri merasa amunisi guna meningkatkan taraf hidup masyarakat sudah cukup jitu. Rantaikemiskinan dapat dipatahkan usai ada intervensi.

Kementerian koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, kemenko PMK menyebut program keluarga harapan sebagai solusi terefektif bagi masalah kemiskinan.

Tidak hanya PKH, pemerintah gencar menggelontorkan bantuan melalui berbagai program.

Mulai dari program jaminan kesehatan nasional, beras sejahtera atau rastra serta bantuan pangan non tunai.


Dianjurkan