Pandemi Corona Buat Inflasi Terusik, Puncak Inflasi Diperkirakan Bergeser ke Akhir Tahun

  • 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Keberadaan Covid-19 turut menggeser pola konsumsi masyarakat.

Tahun ini, ramadan dan lebaran, diperkirakan, bukan lagi menjadi puncak inflasi.

Kenaikan tarif angkutan udara, serta harga bawang merah, memberikan andil inflasi bulan lalu.

Meski demikian, badan pusat statistik mencatat, inflasi Mei kemarin hanya 0,07 persen, secara bulanan, dan 2,1-2,9 persen secara tahunan.

Permintaan turun akibat pandemi, pembatasan sosial berskala besar, serta berkurangnya pendapatan.

Ekonom Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan, Eric Sugandi memproyeksi puncak inflasi bergeser ke desember mendatang.

Ekonomi diharapkan pulih seiring dengan "new normal".

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08 persen.

Angka inflasi ini lebih rendah dari bulan sebelumnya, maupun pola historisnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, catatan angka inflasi ini membuat inflasi tahun kalender dari Januari-April 2020 sebesar 0,84 persen dan inflasi secara tahunan (year on year,yoy) sebesar 2,67 persen.

"Perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan adanya kenaikan, tapi kenaikannya sangat kecil sekali. Kalau dibandingkan dengan pola sebelumnya, ketika memasuki Ramadhan, inflasi meningkat. Tahun ini inflasi melambat," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Senin (4,5,2020).