Berikut Penyebab Data Penerima Bantuan Sosial Sering Tak Tepat Sasaran

  • 4 tahun yang lalu
KOMPAS.TV - Pembagian bantuan sosial tunai atau bansos bagi warga terdampak Covid-19 oleh Kementerian Sosial menuai polemik di masyarakat.

Seperti di Cimahi, Jawa Barat, pria penyandang disabilitas di Kelurahan Leuwigajah, tak dapat bantuan sosial covid-19.

Salah satunya Yan Martin, yang selama ini hanya mengandalkan bantuan dari tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama istri dan 3 anaknya.

Yan Martin mengaku bingung dan pasrah karena bukan salah satu penerima bansos tunai Kemensos.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan warga di sekitar rumah Yan Martin.

Salah satunya, Jayus Brianmay Putra, yang merupakan anak kandung anggota DPRD Kota Cimahi yang tercatat sebagai penerima bansos tunai sebesar 600.000 rupiah, untuk jangka waktu 3 bulan.

Jayus mengaku malu saat mengambil bantuan tersebut, namun bansos tersebut langsung diserahkan kepada warga lain yang berhak menerima.

Menteri Sosial, Juliari Batubara, saat memantau pembagian bansos tunai di Kantor Pos Baros, Cimahi, mengakui masih ditemukan salah sasaran dalam penyaluran bansos tunai.

Menurut Juliari, data yang digunakan Kemensos dalam penyaluran bansos tunai merupakan data yang bersumber dari daerah.

Kemensos menyebutkan pemberian bantuan mendesak untuk segera dilakukan, sehingga data yang dikirimkan daerah tidak memungkinkan untuk melakukan verifikasi dan validasi ulang data penerima di lapangan.

Kementerian Sosial menargetkan 9 juta kepala keluarga mendapatkan bansos tunai.

Bansos tunai ini diharapakan bisa mengurangi beban masyarakat yang terdampak covid 19.

Penyaluran bantuan sosial di tengah pandemi virus corona menuai sorotan dari berbagai pihak karena dinilai kurang tepat sasaran.

Simak selengkapnya diskusi bersama Sekjen Kementerian Sosial, Hartono.

Dianjurkan