Diduga Korsleting Listrik, SMAN 1 Pangkah Terbakar
- 4 tahun yang lalu
TEGAL, KOMPAS.TV - Bangunan sekolah SMA Negeri 1 Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (27/2) pagi terbakar.
Api membakar habis dua ruangan yakni, ruang tata usaha dan ruang kepala sekolah.
Kebakaran diduga akibat korsleting.
Dalam video amatir ini terlihat, api dengan cepat menjalar ke sejumlah ruangan di SMA Negeri 1 Pangkah di Desa Kalikangkung, Tegal, Jawa Tengah.
Yang paling parah terbakar adalah, ruangan tata usaha, dan ruangan kepala sekolah.
Empat mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api yang merambat ke bagian atap.
Tim pemadam kebakaran kebakaran baru bisa memadamkan api satu jam kemudian.
Kobaran api diduga berasal dari korsleting di ruang tata usaha hingga merambat ke ruang kepala sekolah.
Api diketahui muncul saat penjaga sekolah tengah membersihkan ruangan sekitar pukul setengah 6 pagi.
Akibat kebakaran sejumlah dokumen penting ikut terbakar di ruang kepala sekolah.
Sementara itu, di ruang tata usaha , sebagian dokumen masih bisa selamatkan.
Meski tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar, ratusan siswa turut membantu mencari dokumen yang masih bisa digunakan diantara puing-puing pasca-kebakaran.
Api membakar habis dua ruangan yakni, ruang tata usaha dan ruang kepala sekolah.
Kebakaran diduga akibat korsleting.
Dalam video amatir ini terlihat, api dengan cepat menjalar ke sejumlah ruangan di SMA Negeri 1 Pangkah di Desa Kalikangkung, Tegal, Jawa Tengah.
Yang paling parah terbakar adalah, ruangan tata usaha, dan ruangan kepala sekolah.
Empat mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api yang merambat ke bagian atap.
Tim pemadam kebakaran kebakaran baru bisa memadamkan api satu jam kemudian.
Kobaran api diduga berasal dari korsleting di ruang tata usaha hingga merambat ke ruang kepala sekolah.
Api diketahui muncul saat penjaga sekolah tengah membersihkan ruangan sekitar pukul setengah 6 pagi.
Akibat kebakaran sejumlah dokumen penting ikut terbakar di ruang kepala sekolah.
Sementara itu, di ruang tata usaha , sebagian dokumen masih bisa selamatkan.
Meski tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar, ratusan siswa turut membantu mencari dokumen yang masih bisa digunakan diantara puing-puing pasca-kebakaran.