Pembuat Meme Hina Risma, Kirim Surat Permohonan Maaf lewat Suami
- 4 tahun yang lalu
SURABAYA, KOMPAS.TV - Keluarga menjenguk pelaku penghinaan, terhadap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, di Mapolrestabes Surabaya.
Suami pelaku membawa serta anak bungsunya, yang masih berusia dua tahun, untuk bertemu ibunya.
Kepada sang suami, pelaku penghina Wali Kota Surabaya, menitipkan surat permohonan maaf, yang ditujukan kepada Tri Rismaharini.
Meski akan mengikuti proses hukum yang berjalan, pelaku telah mengakui kesalahan, dan meminta maaf kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Tersangka ujaran kebencian melalui media sosial, Dzikria, mengaku khilaf dan tidak sadar mengunggah meme hinaan kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Selain itu, perempuan asal Bogor ini meminta maaf kepada Tri Rismaharini dan warga Surabaya serta menyesali perbuatannya.
Sebelumnya, ZKR pelaku penghina dan ujaran kebencian, terhadap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, ditangkap di rumahnya di Bogor, Jawa Barat.
Sebelum menangkap pelaku, polisi telah memeriksa 16 saksi.
Di antaranya saksi korban, saksi pelapor, saksi ahli bahasa, ahli pidana, dan ahli ITE.
Tersangka diduga melanggar pasal pencemaran nama baik dan ujaran kebencian.
Suami pelaku membawa serta anak bungsunya, yang masih berusia dua tahun, untuk bertemu ibunya.
Kepada sang suami, pelaku penghina Wali Kota Surabaya, menitipkan surat permohonan maaf, yang ditujukan kepada Tri Rismaharini.
Meski akan mengikuti proses hukum yang berjalan, pelaku telah mengakui kesalahan, dan meminta maaf kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Tersangka ujaran kebencian melalui media sosial, Dzikria, mengaku khilaf dan tidak sadar mengunggah meme hinaan kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Selain itu, perempuan asal Bogor ini meminta maaf kepada Tri Rismaharini dan warga Surabaya serta menyesali perbuatannya.
Sebelumnya, ZKR pelaku penghina dan ujaran kebencian, terhadap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, ditangkap di rumahnya di Bogor, Jawa Barat.
Sebelum menangkap pelaku, polisi telah memeriksa 16 saksi.
Di antaranya saksi korban, saksi pelapor, saksi ahli bahasa, ahli pidana, dan ahli ITE.
Tersangka diduga melanggar pasal pencemaran nama baik dan ujaran kebencian.