Jokowi Temui Ratusan Nelayan, Tegaskan Teritori Wilayah Indonesia

  • 4 tahun yang lalu
Presiden Joko Widodo kembali menegaskan bahwa klaim China atas teritori wilayah Natuna adalah salah. Sementara China terbuka untuk berdialog dengan Indonesia soal wilayah Natuna.

Nama Natuna mendadak santer dibicarakan di awal tahun 2020. Pasca-China mengklaim hak di perairan Natuna yang masuk di wilayah zona ekonomi eksklusif Indonesia.

Presiden Joko Widodo pun bertolak ke Natuna bertemu dengan ratusan nelayan. Presiden kembali menegaskan bahwa wilayah kepulauan Natuna yang diklaim China, masuk dalam teritori Indonesia.

Kapal asing sebenarnya boleh lalu lalang di perairan zona ekonomi eksklusif Indonesia, yaitu perairan yang membentang hingga 200 mil dari titik pangkal. Hanya saja dilarang mengambil sumber daya laut di wilayah ini.

Potensi lautlah yang selama ini jadi daya tarik asing di Natuna.
Tiap tahun, produksi ikan pelagis mencapai 621 ribu 500 ton, ikan demersal 334 ribu 800 ton, pelagis besar 66 ribu 100 ton, dan ikan karang 21 ribu 700 ton. Ditambah dengan produksi udang 11 ribu 900 ton, cumi-cumi 2 ribu 700 ton dan lobster 500 ton per tahun.

Namun, selama ini dari 20 ribu nelayan di Natuna, hanya nol koma 5 persen saja yang punya sarana untuk bisa melaut hingga teritorial ZEE Indonesia.

Belum lagi produksi migas Natuna yang melimpah. Dengan produksi minyak 25 ribu 447 barrel per hari dan produksi gas 489 koma 21 juta standar kaki kubik per hari. Sementara China menegaskan, mereka siap bekerja sama dengan Indonesia untuk menyelesaikan masalah di perairan Natuna.

Tak hanya potensi laut dan migasnya saja yang menggiurkan. Salah satu daya tarik Natuna adalah posisinya yang strategis di jalur perdagangan dunia, karena berada di posisi silang jalur pelayaran internasional.

Dianjurkan