Keraton Kesepuhan Cirebon, Jawa Barat adalah pusat penyebaran agama islam pada abad ke 14 hingga ke 15. Tak hanya sebagai pusat penyebaran agama islam, roda pemerintahan juga dijalankan dari keraton. Keraton juga menjadi tempat untuk menerima tamu-tamu dari luar negeri yang kerap membawa buah tangan.

Pada tahun 1745, tamu-tamu dari Belanda membawa keramik-keramik aneka motif yang kini bernilai sejarah. Keramik-keramik itu hingga hari ini masih menempel di dinding keraton.

Di antaranya bahkan ada keramik yang merupakan rangkaian kisah dalam kitab suci umat kristiani, alkitab. Mulai dari kisah Adam di Taman Eden, kelahiran hingga penyaliban Yesus Kristus.

Penghormatan terhadap perbedaan dan toleransi, menjadi alasan raja-raja terdahulu ketika itu menerima simbol agama lain di dalam keraton. Bukti bahwa sejak dahulu, Keraton Cirebon adalah pusat pencampuran budaya dan toleransi.

Tidak hanya keramik yang berisi rangkaian kisah dalam alkitab, di bagian depan keraton juga terdapat patuh lembu putih, peninggalan masa kerajaan Hindu-Buddha Pangeran Siliwangi.

Dalam penyebaran agama Islam, raja-raja terdahulu tetap menghargai perbedaan dan keragaman. Hingga hari ini, semua peninggalan agama-agama lain di Keraton Cirebon terawat dengan baik, sebagai simbol upaya memelihara perbedaan.