KLHK Mengklaim Titik Panas Semakin Menurun

  • 5 tahun yang lalu
KLHK mengklaim titik panas semakin menurun. Per 1 Oktober terdapat 239 titik panas dari sebelumnya 253 titik panas di beberapa wilayah.



"Hotspot belum tentu karhutla (kebakaran hutan dan lahan). Bisa dari perburuan nikel. Belum tentu panas itu titik api, makanya lakukan overlay," kata Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLKH Rasio Ridho Sani di Kantor KLHK, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019.



Penurunan titik panas tersebut disebabkan turunnya hujan setelah ada modifikasi cuaca. Gakkum KLHK juga merespon setiap kejahatan lingkungan dengan sangat cepat, salah satunya dengan menyurati perusahaan penyebab titik panas.



Mereka meminta perusahaan menanggulangi dan mencegah karhutla. Gakkum juga terus memantau tindakan perusahaan dalam menangani titik panas. Sepanjang Januari hingga 15 September 2019 sekitar 328 hektare lahan terbakar



KLHK pun juga sudah menyegel 54 lahan yang terbakar. Lahan itu diduga milik perusahaan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Lahan tersebut tersebar di Sumsel, Riau, Jambi, Kalbar, Kalteng dan Kaltim



Terdiri atas 47 lahan sawit, 13 hutan alam, 3 HTI, dan 1 lahan restorasi. Total lahan yang terbakar mencapai 14.343 hektare



Ridho memprediksi lahan yang disegel akan bertambah. Sebab petugas masih menyisir lahan yang terbakar di Jambi, Sumsel, dan Kaltim. Penegakan hukum terkait kebakaran hutan dan lahan juga semakin diperluas. Antara Foto ( Arnas Padda/ Rony Muharman/ Rahmad/ Bayu Pratama/ Iggoy El Fitra/ FB Anggoro), MI (Panca Syurkani/ Rudi Kurniawansyah/ Alexander/ Dwi Apriani/ Solmi Jambi)


KLHK Mengklaim Titik Panas Semakin Menurun