Tes Baca Qur'an Relevan?

  • 5 tahun yang lalu
Jokowi lewat tim kampanyenya udah pastikan bakal datang ke tes baca Al-Qur'an di Aceh. Lain hal dengan Prabowo, doi gak bisa datang karena mau fokus ke debat Pilpres tanggal 17 Januari nanti.
Ide tes baca Al-Qur’an datang dari Marsyuddin Ishak, Dewan Pimpinan Ikatan Dai di Aceh. Doi ngundang para capres-cawapres untuk datang ke Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh tanggal 15 Januari 2019. Tes ini dilakukan buat ngebuktiin siapa yang paling taat beribadah dan pantas dipilih dalam pemilihan presiden 2019 nanti.
Karyono Wibowo Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) bilang rencana tes ini adalah kemunduran demokrasi. Tes baca Al-Qur’an keluar dari proses demokrasi dan hanya memikirkan menang atau kalah, bukan kepada kepentingan rakyat. Dampaknya bisa meluas, bisa terjadi konflik sosial di masyarakat. Serta hanya memanaskan isu politik identitas dan SARA di Pilpres 2019.
Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu Kaka Suminta bilang ini gak ada kaitan antara kepemimpinan dan kapabilitas membaca kitab suci. Karena memang gak berpengaruh sama kemampuan pimpinan serta visi dan misi para calon. Agam cuma syarat peserta pemilu untuk menjadi pemimpin kepemerintahan termasuk presiden. Gak ada ukuran paling taat atau paling jago baca kita suci. Udah jelas kok aturannya, gak ada tes baca kitab suci dalam demokrasi Indonesia.