Bukan karena Dukung Jokowi, Ternyata Ini Kesalahan Fatal TGB
- 6 tahun yang lalu
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGB Muhammad Zainul Majdi menumpahkan curahan hatinya kepada Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Dia mempertanyakan apa salahnya mendukung Jokowi. Partai Demokrat pun menjawabnya.
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon akhirnya membeberkan kesalahan fatal TGB dalam posisinya sebagai anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat. Makanya, sanksi bakal segera dijatuhkan.
Menurut Jansen, sikap TGB yang mendukung Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinannya hingga dua periode, bukanlah kesalahan. Setiap orang punya hak untuk mendukung atau tidak mendukung calon tertentu.
"Bukan karena dia mendukung Jokowi. Bukan itu. Karena di internal Demokrat, kader yang ingin agar partai mendukung Jokowi juga banyak, kok," ujar Jansen seperti dikutip dari Detikcom, Selasa (10/7/2018).
Lalu, apa kesalahan TGB? "Kesalahan TGB lebih karena dia mengumumkan ke publik terkait sikap politiknya itu mendahului putusan resmi Majelis Tinggi di mana dia juga sebagai anggotanya," jelas dia.
Sebagai kader Partai Demokrat, lanjutnya, seharusnya TGB menyampaikan terlebih dahulu sikapnya itu ke partai. Apalagi, menurutnya, Partai Demokrat cukup terbuka terhadap perbedaan pendapat.
Pilihan itu bisa didiskusikan dan diputuskan bersama-sama. Jika tidak ada kesamaan sikap, maka TGB bisa mengambil keputusan tersendiri, apakah mengikuti kebijakan Partai Demokrat atau memilih jalan sendiri.
Sumber:Rakyatku
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon akhirnya membeberkan kesalahan fatal TGB dalam posisinya sebagai anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat. Makanya, sanksi bakal segera dijatuhkan.
Menurut Jansen, sikap TGB yang mendukung Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinannya hingga dua periode, bukanlah kesalahan. Setiap orang punya hak untuk mendukung atau tidak mendukung calon tertentu.
"Bukan karena dia mendukung Jokowi. Bukan itu. Karena di internal Demokrat, kader yang ingin agar partai mendukung Jokowi juga banyak, kok," ujar Jansen seperti dikutip dari Detikcom, Selasa (10/7/2018).
Lalu, apa kesalahan TGB? "Kesalahan TGB lebih karena dia mengumumkan ke publik terkait sikap politiknya itu mendahului putusan resmi Majelis Tinggi di mana dia juga sebagai anggotanya," jelas dia.
Sebagai kader Partai Demokrat, lanjutnya, seharusnya TGB menyampaikan terlebih dahulu sikapnya itu ke partai. Apalagi, menurutnya, Partai Demokrat cukup terbuka terhadap perbedaan pendapat.
Pilihan itu bisa didiskusikan dan diputuskan bersama-sama. Jika tidak ada kesamaan sikap, maka TGB bisa mengambil keputusan tersendiri, apakah mengikuti kebijakan Partai Demokrat atau memilih jalan sendiri.
Sumber:Rakyatku