Jusuf Kalla Pluralisme Gus Dur Inspirasi Perdamaian Dunia

  • 8 years ago
TEMPO.CO, JOMBANG – Setiap tahun, seluruh masyarakat Indonesia memperingati wafatnya mantan presiden Republik Indonesia RI keempat KH Abdurahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu wafat pada 30 Desember 2009 dan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Ribuan peziarah datang dan berdoa di makam Gus Dur yang satu lokasi dengan makam dua pahlawan nasional yakni pendiri Nahdlatul Ulama yang juga kakek Gus Dur, yakni KH Hasyim Asy’ari, dan bekas Menteri Agama RI pertama yang juga ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim.

Desember tahun ini, keluarga Pondok Pesantren Tebuireng kembali memperingati haul wafatnya Gus Dur yang keenam. Ribuan peziarah datang dalam haul yang dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tersebut.

Sejumlah pejabat penting juga hadir di antaranya Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan bekas Menteri Luar Negeri era Presiden Gus Dur, Alwi Shihab.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng yang juga adik Gus Dur, KH Salahudin Wahid atau Gus Solah, mengatakan Gus Dur dan para kiai terdahulu mampu mengambil pemikiran dan mengamalkan ajaran para pendiri Nahdlatul Ulama yang mengajarkan ketulusan dalam mengabdi kepada umat dan negara.

Sementara itu, Jusuf Kalla menilai pemikiran Gus Dur khususnya tentang pluralisme dan toleransi bisa menginspirasi perdamaian dunia di tengah gejolak perang di sejumlah negara khususnya negara-negara Islam.

Ribuan orang hadir dan membaca doa dan tahlil dalam haul yang dihadiri para kiai sepuh tersebut.

Jurnalis Video: Ishomuddin (Mojokerto)
Editor dan Narator: Ngarto Februana
Stok Foto: Jacky Rahmansyah, Gunawan Wicaksono